Memamerkan desain inovatif, sketsa artistik yang menakjubkan, dan inovasi teknologi pelopor, Codex Atlanticus adalah dasar penjelajahan dari lima bidang utama kejeniusan da Vinci: matematika, ilmu alam, arsitektur, teknologi, dan musik. Lukisan-lukisan asli yang dimiliki School of da Vinci dipamerkan di pusat pameran, sementara halaman asli dari Codex Atlanticus dipamerkan di bagian akhir pameran. Lima instalasi seni kontemporer terjalin sepanjang pameran, termasuk tiga karya seni baru, yang membuktikan bagaimana ide-ide dan pemikiran da Vinci masih bergema hingga hari ini.
Pameran ini menampilkan wawasan terdalam dari karya seni, sains, teknologi dan ketertarikan da Vinci terhadap alam dengan cara memadukan karya aslinya dengan desain kontemporer yang inovatif, pameran interaktif, teknologi, film, dan seni kontemporer. Sebagai pelopor dari sesuatu yang kemudian dikenal sebagai pemikiran sistematis, pendekatan da Vinci yang menghubungkan beragam disiplin, membuatnya dikenal sebagai tokoh yang memiliki pemikiran paling maju pada zamannya. Meskipun ia terlahir lebih dari 500 tahun yang lalu, kejeniusan, kreativitas, dan pendekatan unik da Vinci terus menginspirasi dan membentuk masa depan yang kita tinggali.
Sebagai satu-satunya museum di Asia yang mengeksplorasi persimpangan antara seni, sains, dan teknologi, tak ada tempat yang lebih sesuai untuk pameran karya seni asli dari seniman dan ilmuwan paling dihormati sejarah yang pertama kali diadakan di Asia Tenggara ini.
Klik di sini untuk mengunduh Panduan Pameran Da Vinci: Shaping the Future
- TENTANG
- VIDEO
- Galeri Foto Pameran da Vinci

Leonardo da Vinci
Dasar dalam kehidupan dan karya da Vinci adalah rasa hormatnya yang mendalam terhadap alam serta pilihannya untuk tetap melakukan observasi dan pengalaman langsung. Sementara teks-teks dari masa Yunani dan Romawi kuno menjadi sumber informasi populer untuk rekan-rekannya pada zaman Renaissance, da Vinci tidak terlalu menganggap penting informasi tersebut. Ia lebih menekankan pentingnya pengalaman sebagai satu-satunya cara untuk memperoleh kebenaran dan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini, dipadukan dengan perspektif holistik inovatifnya, adalah dasar dari kecerdasan teknologi dan kejeniusan artistiknya, yang terus mengajarkan dan menginspirasi para praktisi, baik di bidang seni maupun ilmiah pada masa kini.

Segalanya Berhubungan
Da Vinci: Shaping the Future mengacu ke lima bidang utama dari karya da Vinci: matematika, ilmu alam, arsitektur, teknologi, dan musik. Pada inti setiap bagian dalam pameran, tertuang perspektif holistis da Vinci. Ia mengaplikasikan prinsip-prinsip dari setiap bidang satu sama lain, melewati batas disiplin ilmu demi menemukan solusi baru dan inovatif. Melalui perspektif dari setiap subjek, dapat ditemukan jalinan tak terbatas dari hubungan interdisipliner yang tertuang dalam karyanya.
Perspektif holistis da Vinci, kini dikenal sebagai 'pemikiran sistematis', yang membuatnya jauh melampaui zamannya. Warisan terbesarnya mungkin adalah kemampuannya dalam mengobservasi dan menggambarkan konektivitas yang melekat pada alam. Karena berbagai isu besar di dunia yang kita tinggali, mulai dari ketersediaan pangan hingga perubahan iklim tidak dapat diselesaikan sendiri-sendiri, maka pendekatan inovatif da Vinci masih sangat relevan bagi kita hingga saat ini. Segalanya berhubungan

Codex Atlanticus
Halaman asli ini tidak hanya menjadi warisan dari pendekatan interdisipliner da Vinci yang inovatif, tetapi juga memuat sejarahnya sendiri. Sejak kematian da Vinci, dokumen ini telah beberapa kali dipindahtangankan, digabungkan kemudian dipisahkan kembali, secara internasional dipelajari oleh para ahli, dan telah mengelilingi dunia. Karya besar ini telah bertahan melewati waktu, menghubungkan orang-orang selama berabad-abad dengan terus menginspirasi dan membentuk masa depan.
Dalam Da Vinci: Shaping the Future, halaman dokumen ini ditampilkan di galeri yang didesain secara khusus di akhir pameran.
Lihat Detail Lebih Lanjut

Da Vinci dan School of Da Vinci
Tak perlu diragukan, Leonardo da Vinci adalah salah satu pelukis paling dihormati dan terkenal sepanjang masa. Berdasarkan praktik tradisional, ia mampu mengubah cara dan bahan yang ia miliki untuk mengekspresikan kecerdasan serta bakat artistiknya yang tak biasa. Bagi da Vinci, penciptaan suatu karya tidak hanya suatu profesi, tetapi juga ekspresi dari keinginannya yang lebih besar untuk memahami dan mengamati alam. Melalui pendekatan inilah, ia membawa revolusi dalam dunia lukisan.
Kejeniusannya dalam melukis membuatnya memiliki banyak pengikut yang melanjutkan warisan artistiknya. Mereka kemudian dikenal sebagai School of da Vinci. Karya seni asli yang dimiliki School of da Vinci ditampilkan di pameran ini untuk pertama kalinya di Asia Tenggara. Lukisan-lukisan ini, beberapa di antaranya merupakan karya paling terkenal dari zaman Renaissance, adalah reproduksi dari beberapa karya penting Leonardo Da Vinci. Yang dipamerkan di galeri lukisan adalah:
Adoration of the Child with Saint Roch karya Giampietrino (Gian Pietro Rizzoli)
(Awal 1520-an)
Portrait of a Lady karya Pelukis antara Lombardy dan Emilia
(Sekitar tahun 1490)
Christ Child with the Lamb karya Bernardino Luini
(1526–1530)

Veneranda Biblioteca Ambrosiana
Pada 1618, selain Perpustakaan, Kardinal Borromeo juga mendirikan galeri seni, yang bertujuan untuk mendukung Fine Arts Academy yang mendidik para seniman muda pada masa mendatang. Karya-karya agung yang dipamerkan dalam koleksi Ambrosiana di antaranya adalah: Portrait of a Musician karya Leonardo da Vinci, Basket of Fruit karya Caravaggio, Madonna of the Pavilion karya Botticelli, dan Cartoon of the School of Athens yang luar biasa karya Raphael.
Lukisan asli karya Leonardo da Vinci dan School of da Vinci merupakan pinjaman dari Biblioteca Ambrosiana.