PAMERAN
Altered States: Experiments in Moving Image
Pameran ini menampilkan sekumpulan seniman serta pembuat film lokal dan internasional pilihan, yang mendobrak batas definisi gambar bergerak menggunakan material yang dapat ditemukan sehari-hari, teknik nirkamera, bahan kimia, dan proses ekologis dalam praktik pembuatan film eksperimental.
Mulai dunia mikro jenuh ‘soap film’, saat ketegangan permukaan dan cahaya berpadu untuk menciptakan warna dan pola yang semarak, hingga proses melelehkan lilin yang kontemplatif dan berdurasi yang mencerminkan berlalunya waktu, karya-karya dalam pameran ini menantang narasi visual tradisional dan mengungkapkan kemungkinan transformatif film, dengan menawarkan cara-cara baru untuk melihat dan memahami gambar bergerak.
Bimbingan Orang Tua: Pameran ini menampilkan cahaya yang berkedip dari proyektor yang dapat menyebabkan kejang bagi penderita epilepsi fotogenik atau fotosensitif.
Waktu Kunjungan
(Masuk terakhir pukul 18.00)
Jumat - Sabtu: 10.00 – 21.00
(Masuk terakhir pukul 20.15)
Tiket Masuk
Dewasa: S$5, Anak: S$5
Wisatawan:
Dewasa: S$5, Anak: S$5
Jelajahi Pameran
-
Material Experiments: From Scratch to Digital
-
Nicky Assmann dan Joris Strijbos
-
Youki Hirakawa
-
Toh Hun Ping
-
Sapphire Goss
-
Material Experiments: From Scratch to Digital
Pembuatan film eksperimental selalu melibatkan suatu bentuk intervensi material. Berkembang dari struktur narasi konvensional dan linear, serta menonjolkan aspek ‘buatan tangan’, para seniman menggores, memutihkan, merendam, mengubur, menempel, dan mengecat pada strip film analog untuk menangkap atau mengungkap kualitas sinematik yang tak terduga dari media dan material.
Melalui kebetulan atau perhitungan terkendali, sains dan kreativitas berpadu saat interaksi fisik dan kimia dari percobaan-percobaan ini membuahkan hasil yang memukau dan acap kali memesona.
Baik itu scratch film yang penuh ingar bingar karya Len Lye, montase ngengat mati yang mengerikan namun puitis karya Stan Brakhage, atau irradiated film karya Tomonari Nishikawa, para seniman di bagian pameran ini menggunakan tangan mereka dan lingkungan mereka untuk mencari bahasa visual baru untuk ruang sinematik.
Seiring perkembangan teknologi penangkapan dan proyeksi gambar yang cepat selama puluhan tahun, dan kini dengan akselerasi kecerdasan buatan dalam kreasi seni, masih ada kerinduan akan keajaiban taktil dan indrawi yang ‘belum terungkap’ dalam gambar bergerak.
Seniman di bagian ini:
- Louise Bourque
- Stan Brakhage
- Cécile Fontaine
- Lynn Loo
- Len Lye
- Tomonari Nishikawa
- Gotot Prakosa
- Jennifer Reeves
Karya seni yang dipamerkan
4-
Stan Brakhage. Mothlight (1963, 16 mm, berwarna, bisu, 3 menit 13 detik).
Atas izin Estate of Stan Brakhage dan Fred Camper (www.fredcamper.com).
-
Lynn Loo, washi series (2016, 16 mm, berwarna, suara).
Atas izin seniman
-
Tomonari Nishikawa. sound of a million insects, light of a thousand stars (2014, 35 mm, berwarna, suara, 2 menit)
Atas izin seniman
-
Nicky Assmann dan Joris Strijbos
Liquid Solid adalah proyek kolaboratif antara seniman asal Rotterdam, Nicky Assmann dan Joris Strijbos, yang menangkap proses pembekuan soap film.
Film tersebut dibuat sebagai bagian dari residensi Ars BioArctica di Kilpisjärvi Biological Research Station yang terletak di daerah paling utara Finlandia, yang memiliki kisaran suhu dari -6 hingga -25 derajat Celsius. Lanskap bersuhu di bawah nol ini merupakan lingkungan yang ideal dan unik bagi Assmann dan Strijbos untuk mengeksplorasi estetika di balik transmutasi fisik materi di tingkat ekstrem, dan momen tepat berubahnya soap film dari benda cair menjadi benda padat.
Dalam Liquid Solid, kualitas membran cairan sabun yang berwarna-warni perlahan hilang saat membeku dan berubah menjadi permukaan tanpa warna yang hanya menyisakan kristal es. Kristal es ini pada akhirnya berubah menjadi pola fraktal yang rumit karena proses pembekuan yang cepat, yang terjadi pada suhu yang sangat rendah.
Sebagai pengalaman sinematik yang terjadi secara waktu nyata, Liquid Solid adalah pengalaman visual nan menghipnotis yang menimbulkan rasa penasaran. Bunyi-bunyian yang mengiringi merupakan perpaduan suara nyanyian paus dan rekaman sinyal elektromagnetis dari cahaya utara sekitar.
Nicky Assmann adalah seniman visual yang memiliki latar belakang di ranah Film dan ArtScience. Praktik kesenian Assmann menjelajahi perpaduan cahaya, warna, gerakan, dan fenomena alam. Dia bereksperimen dengan proses fisik dalam bentuk instalasi cahaya kinetik, video, dan pertunjukan audio visual.
Karya Joris Strijbos berfokus pada hubungan dan interaksi sinestesia antara gambar bergerak dan suara. Riset keseniannya berfokus pada sibernetika, kecerdasan kolektif, jaringan komunikasi, dan sistem emergent.
Kredit
Liquid Solid mendapatkan dukungan dari Creative Industries Fund NL, Gemeente Rotterdam, The Finnish Society of Bioart.
Karya seni yang dipamerkan
4-
Penampilan Pameran Liquid Solid di ArtScience Museum.
-
Pembuatan film Liquid Solid pada suhu yang sangat rendah selama program residensi seniman
Gambar milik seniman
-
-
Youki Hirakawa
Tiga lilin dinyalakan dan dibaringkan dalam sebuah eksperimen yang mempercepat pembakaran lilin tersebut. Secara perlahan, lilin yang meleleh mulai menggenang, menggambar jalur nan elegan dari waktu yang berlalu.
Dalam pengamatan minimalis ini, penonton merasakan pengukuran sinematik waktu yang berlalu – mulai kerinduan yang cerah dan stabil, hingga cairan dan keburaman yang tak terhindarkan – terdapat kesadaran mendalam bahwa semua hal terhubung, dan bahwa semua hal memiliki masanya sendiri.
Setelah merasakan dampak yang sangat besar dari peristiwa yang mengubah dunia, yakni kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima di Jepang pada 11 Maret 2011, Hirakawa memetakan pembakaran lilin secara perlahan dengan kecenderungan umat manusia untuk merusak dirinya sendiri. Namun, dalam skala yang sangat besar ini, seniman tersebut memperbesar kekuatan simbolis dan kerentanan dari gambaran tersebut, menawarkan janji dan pembaruan saat video diputar kembali dari awal, dan lilin tersebut kembali ke kondisi awalnya.
Youki Hirakawa adalah seniman asal Aichi, Jepang, yang karyanya – film, fotografi, dan instalasi – menjelajahi waktu, kehilangan, dan kerinduan yang misterius dan tak terukur, yang terinspirasi dari arkeologi, geologi, dan alkimia.
Dikenal dengan sinematografinya yang monokromatik dan tenteram, serta penggunaan benda sehari-hari dalam menyampaikan abstraksi realitas, pengamatan tajam Hirakawa terhadap struktur benda-benda sangat menghipnotis dan memikat – memancing rasa penasaran yang kuat tentang sifat waktu yang penuh teka-teki.
Karya seni yang dipamerkan
4-
Penampilan Pameran Fallen Candles – Triplet di ArtScience Museum.
-
-
Toh Hun Ping
Sebagai adaptasi eksperimental dari pembuatan film stop-motion, enam ratus relief keramik hasil pahatan tangan Toh Hun Ping dipindai dan digerakkan bingkai demi bingkai, sebuah perpaduan antara material dan media. Film yang dihasilkan, yang dibagi ke dalam tiga bagian, menunjukkan setiap relief keramik secara cepat, menghasilkan geliat stroboskopik dengan pola yang menari, berubah bentuk, dan berdenyut.
Melalui perluasan konsep gerakan, Hun Ping melawan struktur visual konvensional melalui prinsip persepsi gerakan. Dengan mengubah pindaian positif dan negatif, seniman tersebut mengacaukan stabilitas pengalaman penonton melalui serangkaian gambar yang bergelombang dan berkedip. Efek gerakan yang kentara ini disebabkan oleh ilusi persepsi, saat gambar disajikan secara berurutan dalam waktu yang singkat.
Dengan membandingkan sifat keramik yang tahan lama dengan bentuk gambar bergerak yang lekas sirna, Hun Ping mengeksplorasi kematian, kemungkinan kehidupan setelah kematian, dunia alami, dan waktu. Sang seniman mengundang pengunjung untuk menyentuh relief keramik yang dipahat dengan telaten selama dua tahun di Pinch Ceramics Studio, Singapura.
Toh Hun Ping adalah seniman video, peneliti film, dan penulis. Karya-karya videonya mengekspresikan tema-tema luas tentang perlawanan, perjalanan, waktu, dan kehilangan. Dia telah menyumbangkan beragam penelitian penting bagi program-program film di Asian Film Archive, National Museum of Singapore, dan lainnya. Dia juga mengelola Singapore Film Locations Archive, koleksi pribadi yang penting dari film video yang dibuat di Singapura yang mengarsipkan transformasi bersejarah lanskap perkotaan dan pedesaan negara kota tersebut.
Karya seni yang dipamerkan
4-
Penampilan Pameran Dance of a Humble Atheist di ArtScience Museum.
-
Penampilan Pameran Dance of a Humble Atheist di ArtScience Museum.
-
Penampilan Pameran Dance of a Humble Atheist di ArtScience Museum.
-
-
Sapphire Goss
Dalam Revenants: Optographic Animation, seniman asal Inggris Raya, Sapphire Goss, menggambarkan hubungan antara lingkungan alami kita dan praktik sinema buatan tangan, menggunakan teknik pembuatan film eksperimental untuk menciptakan dunia baru dari cahaya, waktu, dan bahan kimia.
Praktik Goss dalam menggores dan mengambil gambar pada stok film yang kedaluwarsa memberikan hasil yang tak terduga – lanskap tampak timbul dari ketidaksempurnaan seluloid. Peningkatan statis dan tekstur yang disebabkan oleh emulsi yang kedaluwarsa berpadu dengan cahaya pada air, dan noda bahan kimia yang tidak disengaja menghasilkan bentuk awan. Proses pembuatan film eksperimentalnya menimbulkan kesan yang ganjil dan indah dari Kent, suatu daerah di pesisir selatan Inggris Raya yang terkenal akan warisan geologisnya yang kaya.
Judul karya ini menyebutkan ‘optografi’, kepercayaan umum pada abad ke-19 yang menyatakan bahwa mata merekam gambar terakhir yang dilihat sebelum kematian. Koleksi gambar dalam Revenants adalah penghormatan terhadap kosmos dan media film, yang menunjukkan bagaimana dunia lain dapat dibuat melalui serangkaian reaksi kimia. Goss mengundang pengunjung untuk mengamati mata yang melihat dan merekam dunia ini, seolah-olah mengakses memori dunia tersebut sebelum momen kematiannya.
Sapphire Goss adalah seniman yang berkarya di bidang gambar bergerak, fotografi, dan metode berbasis lensa lainnya. Dengan menggunakan teknologi usang, dia menciptakan gambar melalui material yang tidak terduga, dengan mengulang dan memproses gambar untuk menciptakan lanskap yang magis. Sebagai bagian dari praktik pembuatan filmnya yang berkelanjutan, dia mengembangkan filmnya menggunakan proses caffenol, yang menggunakan larutan rumahan yang terdiri atas kopi instan, bubuk Vitamin C, dan soda kue.
Karya seni yang dipamerkan
4-
Penampilan Pameran Revenants: Optographic Animation di ArtScience Museum.
-
Revenants: Optographic Animation (pindaian rekaman mentah)
-
Penawaran
Anda Mungkin Juga Akan Menyukai
-
-
-
ArtScience Cinema
ArtScience Cinema adalah ruang terbaru di museum untuk pemutaran film yang dikurasi secara khusus sepanjang tahun. Dengan beragam program yang meliputi retrospektif sinematik, film hasil seleksi festival, film klasik sepanjang masa, dokumenter, dan masih banyak lagi, kenakan headphone yang disediakan di tempat acara, nikmati kursi mewah, dan selam … lainnyaArtScience Cinema adalah ruang terbaru di museum untuk pemutaran film yang dikurasi secara khusus sepanjang tahun. Dengan beragam program yang meliputi retrospektif sinematik, film hasil seleksi festival, film klasik sepanjang masa, dokumenter, dan masih banyak lagi, kenakan headphone yang disediakan di tempat acara, nikmati kursi mewah, dan selami perjalanan museum nan menakjubkan yang tiada duanya.