EXHIBITION
Mars: The Red Mirror
Capturing our imagination like no other planet, Mars has fascinated humanity for millennia. Mars: The Red Mirror takes visitors on an expedition through history and across cultures to learn how our neighbouring planet has been seen as the god of war, a god of agriculture, an ancestral symbol for masculinity and a muse for science fiction. It features over 300 objects, including rare scientific manuscripts, historical artefacts, an authentic Martian meteorite, films and contemporary art.
First shown in Barcelona in 2021, this new version of Mars: The Red Mirror turns its lens to Asia. It traces Mars' ancient imprints in China, India, and Japan, and celebrates the legacy of pioneering Asian astronomers. It provides a glimpse into Mars' portrayal in Southeast Asian pop culture, and also features work from Singapore's Space Faculty, who champion space technology's transformative potential in Asia.
Mars: The Red Mirror is curated by Juan Insua, and presented by ArtScience Museum and the Centre of Contemporary Culture of Barcelona (CCCB).
Admission Times
(Last entry at 6pm)
Ticketed Admission
Singapore Residents:
Adult: S$20
Concession: S$16
Tourists:
Adult: S$23
Concession: S$18
Jelajahi Pameran
-
Mars in Ancient Cultures
-
Science And Fiction of the Red Planet
-
Mars in the Anthropocene
-
Mars in Ancient Cultures
Kisahnya dimulai pada zaman dahulu kala, ketika planet hanyalah benda langit misterius—yang dianggap sebagai simbol mistis alih-alih penemuan ilmiah.
Kelahiran Mars, si Planet Merah, merupakan misteri seperti halnya asal muasal alam semesta itu sendiri. Syair dinyanyikan dan epos ditulis oleh peradaban kuno, yang percaya bahwa benda langit tersebut memiliki energi kuno dan menganggapnya sebagai dewa nun jauh di sana.
Selama beberapa abad, pemahaman dan hubungan manusia dengan Planet Merah tersebut telah berkembang, tetapi di beberapa sejarah dan budaya, planet tersebut dikaitkan dengan dewa perang. Setiap budaya memberikan julukan yang berbeda—di antaranya Nergal, Mangala, Harmakhis, Auqakuh, dan Ares—tetapi yang paling tersohor adalah Mars.
Karya seni yang dipamerkan
4karya seni-
Meteorit KG 002 (Pecahan), meteorit Mars, ditemukan pada tahun 2010 di Sahara, di dekat Ksar Ghilane di Tunisia, oleh José Vicente Casado dan David Allepuz, kemudian diidentifikasi oleh Jordi Llorca, Profesor Teknik Kimia di Polytechnic University of Catalonia. Atas izin Jordi Llorca Piqué, Profesor di Polytechnic University of Catalonia.
-
Koleksi patung perunggu yang menggambarkan Mars sebagai kesatria.
Unggulan:
1. Patung yang menggambarkan kesatria Yunani, Son Gelabert de Dalt (Lloret de Vistalegre, Mallorca, Spanyol), 500 SM, Perunggu. Koleksi Museu d'Arqueologia de Catalunya (Museum Arkeologi Catalonia).
2. Bust of Mars, Roman Gaul, Abad ke-2 – 3, Perunggu. Koleksi J.A. Lambert. Atas izin Fine Arts Museum of Lyon.
3. Figurine of Mars, Etruria, Italia, Abad ke-4 – 3 SM, Perunggu. Koleksi J.A. Lambert. Atas izin Fine Arts Museum of Lyon.
-
Koleksi artefak serta lukisan Jepang, Tiongkok, dan India yang menggambarkan Mars.
Unggulan:
1. Ambang pintu menuju candi Wisnu atau Durga, Central Madhya Pradesh, India, Pertengahan Abad ke-9, Batu pasir. Koleksi Asian Civilisations Museum, National Heritage Board, Singapura.
2. Kuil dengan Jina Rishabhanatha, India Timur, 1137, Perunggu bertatahkan perak dan tembaga. Koleksi Asian Civilisations Museum, National Heritage Board, Singapura.
-
Koleksi buku yang mempelajari model alam semesta yang dikemukakan Ptolemy: model Geosentris—saat Bumi terletak di pusat alam semesta dengan planet, Matahari, dan Bulan mengelilingi bumi.
Unggulan:
1. The Iliad, Homer (c. 800 SM – c. 701 SM), c. 800 SM, Buku. Koleksi Episcopal Library of Conciliar Seminary of Barcelona.
2. Almagest, Claudius Ptolemy (c. 100 – c. 170), 1515, Buku, edisi 1515. Koleksi University of Barcelona.
3. Astronomy of the Caesars, Petrus Apianus (1495 – 1552), 1540, Buku, edisi pertama. Koleksi University of Barcelona.
-
Koleksi buku yang mempelajari model Heliosentris alam semesta—saat Matahari menjadi pusat alam semesta dan semua planet, termasuk Bumi mengelilingi Matahari.
Unggulan:
1. Astronomical treatise, Nasir al-Din Tusi (1201 – 1274), Iran, Shawwal 712AH (Februari 1313), Tinta, kertas (produk serat). Koleksi Asian Civilisations Museum, National Heritage Board, Singapura.
2. Cosmographical Dissertations, Johannes Kepler (1571 – 1630), 1621 – 1622 (edisi pertama diterbitkan pada 1596), Buku. Koleksi University of Barcelona.
3. On the Revolutions of the Heavenly Spheres in Established Astronomy, Nicolaus Copernicus (1473 – 1543), 1617 (edisi pertama diterbitkan pada 1543), Buku. Koleksi University of Barcelona.
4. Dialogue Concerning the Two Chief World Systems, Ptolemaic and Copernican, Galileo Galilei (1564 – 1642), 1632, Buku. Koleksi University of Barcelona.
-
-
Science & Fiction of the Red Planet
Menjelang akhir abad ke-19, ilmu pengetahuan, berdasarkan akal, evolusi, dan kemajuan, menjadi penggerak utama. Saat kekaguman manusia terhadap mitologi dan dewa memudar, kisah yang menawan dan abadi tetap bertahan dan berkembang seiring dengan perubahan masyarakat.
Peta Mars yang dilukiskan oleh para ahli astronomi zaman dahulu merupakan hal yang revolusioner tetapi tidak akurat secara ilmiah. Hal ini, bersamaan dengan terobosan ilmiah terkait Mars yang nyata, menetapkan kondisi bahwa fakta ilmiah dan fiksi ilmiah bersinggungan, sehingga mendorong narasi yang terus berkembang selama abad ke-20.
Setelah umat manusia melewati trauma dua Perang Dunia, bersamaan dengan Perlombaan Antariksa yang memberi harapan akan masa depan yang menarik dan sarat dengan teknologi, Mars, si Planet Merah, memasuki zaman keemasan. Hanya dalam satu abad, Mars telah menjadi ikon budaya.
Karya seni yang dipamerkan
4karya seni-
Koleksi peta dan naskah dari ahli astronomi abad ke-19 yang pertama kali menggambarkan dan mendeskripsikan permukaan Mars.
Unggulan:
1. Mars and Its Canals, Its Conditions for Life, Percival Lowell (1855 – 1916), 1909 (edisi pertama diterbitkan pada 1906), Buku. Koleksi University of Barcelona.
2.‘Life on the Planet Mars’ dalam Natura ed arte magazine, Giovanni Schiaparelli (1835 – 1910), 1895, Buku. Koleksi Centre of Contemporary Culture of Barcelona.
3. Mars as the Abode of Life, Percival Lowell (1855 – 1916), 1909 (edisi pertama diterbitkan pada 1908), Buku. Koleksi Centre of Contemporary Culture of Barcelona.
-
Koleksi buku, sketsa, dan media terkait novel berpengaruh H. G. Wells The War of the Worlds (1898)—salah satu kisah fiksi ilmiah paling berpengaruh yang menggambarkan invasi makhluk Mars di Bumi.
Unggulan:
1. Sketsa orisinal The War of the Worlds, Henrique Alvim-Correa (1876 – 1910), 1906, Pensil, tinta, dan arang pada kertas laid dan card stock. Koleksi Stefan A. Gefter.
2. The War of the Worlds, Bab 1 – 11, edisi pertama, dijadikan serial dalam Pearson’s Magazine, vol. 3, Herbert George Wells (1866 – 1946), 1897, Majalah. Koleksi Centre of Contemporary Culture of Barcelona.
3. The War of the Worlds, siaran radio yang dinarasikan oleh Orson Welles, Orson Welles (1915 – 1985), 1938, Audio. Atas Izin dari Centre of Contemporary Culture of Barcelona.
-
Koleksi lebih dari 60 komik Indonesia dan manga Jepang yang berisi narasi, karakter, dan adegan terkait Mars.
Unggulan:
1. Flash Gordon: Pirates From Mars, Mac Raboy, Don Moore, 1954, komik. Koleksi Venzha Christ.
2. Captain Kilat on Planet Mars, Hasmi, 1979, Komik. Koleksi Venzha Christ.
3. Doctor Mars, Tezuka Osamu (1928 – 1989), 2010 (edisi pertama diterbitkan pada 1948), Manga. ArtScience Museum.
4. Sailor Mars, Naoko Takeuchi (b. 1967), 1999 (edisi pertama diterbitkan pada 1991), Manga. ArtScience Museum.
-
-
Mars in the Anthropocene
Darurat iklim adalah Kenyataan Pahit—bencana yang kian dekat. Kondisi ini mengancam setiap spesies di planet Bumi, tetapi ironisnya, hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia. Kita menghadapi dilema paling krusial di masa kini dan masa depan kita: untuk menjaga kelestarian satu-satunya rumah yang kita miliki atau pindah ke luar angkasa untuk mencari ‘Planet B’.
Di tengah-tengah perubahan radikal ini, kesadaran umat manusia tentang kebutuhan untuk bertahan hidup menjadikan Mars sebagai kembaran Bumi yang menyoroti esensinya. Bab baru perjalanan umat manusia selama ribuan tahun ini, yaitu untuk mencari tempat kita di Alam Semesta, ditandai dengan tiga ciri utama: bencana iklim, proses belajar yang lambat untuk hidup berdampingan dengan semua spesies, dan mimpi tentang kehidupan di berbagai planet.Karya seni yang dipamerkan
4karya seni-
Mars, Luke Jerram (b. 1974), 2023, Patung balon, kain, penerangan internal, lagu tema. Koleksi seniman.
-
starbase, Michael Najjar (b. 1966), 2022, Seni cetak pigmen arsip, pleksus Diasec nonreflektif antirefleks, dipajang di bingkai aluminium khusus. Koleksi seniman. Atas izin dari seniman dan BANK Gallery, Shanghai.
-
starship, Michael Najjar (b. 1966), 2023, video 4K, saluran tunggal, stereo. Koleksi seniman. Atas izin dari seniman dan BANK Gallery, Shanghai.
-
The Kepler Station, Florian Voggeneder, 2018, Seni cetak, kertas satin baryta, aluminium-dibond, bingkai kayu. Koleksi seniman.
-
VMARS (v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station), Venzha Christ, 2022, Audiovisual. Koleksi seniman.
-
The Wilding of Mars, Alexandra Daisy Ginsberg, 2019, Unity simulation, Instalasi video 4 layar dengan suara. Koleksi seniman.
-
Marsonauts, Nero Cosmos, 2023, Gambar yang dibuat AI, lightbox. Koleksi seniman.
-
Tur Kurator bersama Juan Insua dan Dimitris Kontopoulos
Bergabunglah bersama kami dalam tur kurator eksklusif Mars: The Red Mirror, yang dipandu oleh Juan Insua, kurator pameran dan mantan Direktur CCCB Lab. Bersama Produser Senior ArtScience Museum, Dimitris Kontopoulos, Anda akan dipandu menjelajahi pameran sembari menemukan kisah luar biasa dan eksplorasi ilmiah Planet Merah.
Simposium Pembukaan
Humanity Reimagined – Mars Opening Symposium
ArtScience Cinema, Lantai 4
Tiket masuk: S$10
Dalam simposium pembukaan Mars: The Red Mirror, bergabunglah bersama kami untuk menjelajahi cara Mars mencerminkan imajinasi bersama kita dan hal yang diwakilkannya bagi umat manusia.Lihat lebih lanjut
In Search of Tomorrow
In Search of Tomorrow
ArtScience Cinema, Lantai 4
Campuran tiket masuk gratis dan tiket masuk berbayar dengan prapemesanan online
Kapal ruang angkasa, alien, kota mengapung, dan planet merah berdebu - di dunia fiksi ilmiah yang gemerlap dan berani, estetika masa depan manusia selalu terbentuk oleh ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui, serta keinginan kita yang tidak terbendung untuk mengintip di balik tirai.Lihat lebih lanjut
Aktivitas Terkait
- Tur Berpemandu
- Petualangan dalam Galeri
- Sesi Drop-In
-
Setiap Selasa, 16.00 mulai dari 28 Nov 2023
Basement 2, Galeri Pameran
Jelajahi dunia Mars yang memukau – planet terdekat dari planet kita di tata surya dan calon rumah baru bagi umat manusia. Bersama Para Ahli Pendidikan kami, temukan pengaruh budaya dan ilmu pengetahuan Planet Merah, mulai dari kisah kuno hingga misi luar angkasa saat ini.
-
Petualangan Mars untuk Anak
4 Des 2023 – 7 Apr 2024
Basement 2, Galeri Pameran
Gratis bagi pemegang tiket Mars: The Red Mirror.
Disarankan untuk anak usia 7 tahun ke atas.Nikmati petualangan dalam Mars: The Red Mirror untuk menemukan keajaiban Planet Merah!
Jelajahi patung dan lukisan kuno yang menggambarkan Mars, serta pelajari tentang tokoh utama, misi luar angkasa, dan planet itu sendiri melalui fakta menarik, permainan, dan kuis.
Pindai kode QR di pintu masuk pameran untuk ikut dalam petualangan!
-
Buat Animasi Mars Anda Sendiri
Hari Kerja pada Des, Jan, dan Feb
Basement 2, Circulation Space
Sesi Drop-in gratis.
Pindah ke Mars adalah petualangan yang seru untuk diceritakan! Bagaimana Anda mewujudkan kisah ini? Dalam sesi drop-in ini, buat buku lipat Anda sendiri dan hidupkan kisah perjalanan Anda ke Mars.
Exhibition Curator
Our Partners
Centre de Cultura Contemporània de Barcelona (CCCB)
Offers
You May Also Like
-
-
-
ArtScience Cinema
ArtScience Cinema adalah ruang terbaru di museum untuk pemutaran film yang dikurasi secara khusus sepanjang tahun. Dengan beragam program yang meliputi retrospektif sinematik, film hasil seleksi festival, film klasik sepanjang masa, dokumenter, dan masih banyak lagi, kenakan headphone yang disediakan di tempat acara, nikmati kursi mewah, dan selam … moreArtScience Cinema adalah ruang terbaru di museum untuk pemutaran film yang dikurasi secara khusus sepanjang tahun. Dengan beragam program yang meliputi retrospektif sinematik, film hasil seleksi festival, film klasik sepanjang masa, dokumenter, dan masih banyak lagi, kenakan headphone yang disediakan di tempat acara, nikmati kursi mewah, dan selami perjalanan museum nan menakjubkan yang tiada duanya.