Istilah ‘dim sum’ yang bermakna ‘menyentuh hati Anda’, merupakan efek yang dimaksudkan dari berbagai sajian yang akan Anda jumpai saat menikmati kuliner tradisional Tiongkok. Cara penyajian dim sum menyerupai tapas Spanyol dengan beberapa hidangan dalam porsi sekali gigit yang tersebar di meja. Meski umumnya dimsum dilahap pada siang hari, pada era modern ini dim sum juga kerap dinikmati pada malam hari.
Berbagai sajian dim sum yang dapat Anda cicipi di antaranya char sui bao (roti kukus atau panggang dengan isian daging babi barbekyu), siu mai (pangsit daging babi kukus atau udang), har gau (pangsit udang kukus), ham sui gau (pangsit beras ketan dengan daging babi), dan xiao long bau (pangsit babi kukus yang disajikan dengan kecap, cuka, dan parutan jahe).
Gerai dim sum pertama kali muncul di Kanton sebagai santapan sederhana bagi para pekerja dan pejalan. Banyak restoran yang masih menyajikan dim sum secara tradisional, lengkap dengan kereta dorong berisi berbagai sajian dim sum yang melintas di sekitar meja dan para pelanggan pun dapat langsung memilih menu yang mereka inginkan. Restoran lainnya menyediakan daftar menu dan Anda dapat memesan dengan mencentang kotak centang di sebelah jenis hidangan yang ingin Anda cicipi.
Salah satu restoran dim sum paling tersohor di Singapura adalah Tim Ho Wan, yakni restoran berlabel bintang Michelin dan berbasis di Hong Kong dengan antrean yang mengular, siap menyambut setiap kedatangan Anda. Anda tak perlu terburu-buru menandaskannya, namun nikmatilah bersama teman terbaik – cicipi berbagai hidangan yang tersedia dan manjakan lidah dengan beberapa cangkir teh khas Tiongkok.
Dim sum memang sangat berkaitan erat dengan yum cha, yang berarti menyesap teh. Begitu duduk, Anda akan langsung disuguhi secangkir teh. Apabila Anda menyajikan teh, suguhkan teh kepada orang-orang yang berada di sekitar meja terlebih dahulu. Apabila Anda membalikkan tutup teko atau melepaskan tutup teko, tandanya Anda ingin mengisi ulang teh Anda.
Cara tradisional dalam mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang menuangkan teh di gelas Anda adalah dengan menepuk meja perlahan. Praktik ini berasal dari dongeng kuno yang mengisahkan seorang penguasa Tiongkok yang pernah mengunjungi sebuah rumah teh dan berdandan layaknya orang biasa. Saat penguasa menuangkan teh di gelas temannya, teman tersebut ingin mengucapkan terima kasih kepadanya. Namun ia tidak dapat membungkukkan badan karena hal ini akan membongkar penyamaran sang penguasa. Sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan, ia mengetukkan jarinya di meja.